MUQADDIMAH

Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Dzat yang tlah menciptakan seluruh alam semesta beserta makhluk-makhluk-Nya karena Allah adalah Maha Pencipta. Kemudian Dia pulalah yang senantiasa memberikan rezeki kepada mereka karena Allah adalah Yang Maha Kaya dan Maha Pemberi rezeki; juga mengawasi dan memelihara mereka karena Allah adalah Yang Maha Mengawasi, Maha Mengatur dan Maha Memelihara. Setelah menciptakan dan menghidupkan mereka, maka Allah Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan menetapkan pula ajal mereka. Hingga akhirnya seluruh alam semesta beserta makhluk-makhluk-Nya akan dihancurkan kembali oleh-Nya. Allohu Akbar !

Kemudian bergantilah alam dunia menjadi alam mahsyar dan alam akhirat, tempat Allah akan membangkitkan kembali manusia sebagai sebaik-baik makhluk untuk mendapatkan balasan atas segala perbuatan mereka selama hidup di dunia ini.

Sungguh tiada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kita bersholawat dan bersalam kepada beliau dengan penuh penghormatan atas segala jasa dan pengorbanannya sehingga kita dan seluruh ummat akhir jaman ini mendapatkan hidayah dan taufik dari Allah SWT ke jalan yang diridhoi-Nya.

Iman kepada Allah dan seluruh rukun iman lainnya merupakan urusan yang paling penting dari sekian banyak urusan yang ada dalam kehidupan manusia di muka bumi ini. Bahwa hanya dengan mengikuti amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Seutama-utama amalan yang akan menjadi bekal menuju kampung akhirat adalah sholat, yaitu qiyam, ruku’ dan sujud di hadapan-Nya dengan memusatkan segala perhatian baik di hati maupun pikiran dengan penuh rasa kerendahan sesuai contoh Rasulullah saw.

Semakin kita menuruti perintah-perintah Allah pada setiap waktu dan keadaan dengan senantiasa menghadirkan keagungan-Nya ke dalam hati sesuai cara yang dicontohkan Rasulullah saw, maka semakin kita menunaikan hak-hak sesama muslim demi memuliakan saudara sendiri sebagaiama akhlak Rasulullah saw.

Tidak lupa kita senantiasa membetulkan niat setiap amalan, ikhlas karena Allah SWT.

Agama Islam sebagai agama yang diridhoi oleh Allah SWT dan sebagai agama yang telah sempurna, tidak akan mampu diamalkan secara sempurna baik oleh diri kita, keluarga kita, maupun oleh seluruh ummat Islam lainnya, tanpa adanya usaha untuk menyempurnakan seluruh sendi-sendi dan agama Islam tersebut melalui pengorbanan harta dan diri kita sendiri di jalan Allah.

Inilah yang sepatutnya sedang kita lakukan pada saat ini, kembali kepada jalan yang telah ditempuh oleh para shahabat r.hum dahulu, ketika mereka berjuang mati-matian untuk mendapatkan iman yang sempurna, bukan iman yang hanya sekedar di lisan saja, tapi iman yang tertanam di dalam hati, yang mampu menyelamatkan diri kita dan keluarga ( ummat ) kita dari siksa api neraka.

Marilah para pembaca/ netter yang budiman, kita hidupkan kembali hati kita dengan cahaya hidayah dari Allah SWT, dengan cara menyeru manusia kepada Allah SWT agar berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan, serta kita berdoa kehadlirat-Nya agar Dia menolong kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Melalui terjemahan Kitab Hayatush Shahabat On line ini, para pembaca/ netter diharapkan dapat menghayati bagaimana para shahabat r.hum dahulu mengikuti perjalanan hidup Rasulullah saw hingga mereka diridhoi Allah SWT dan mereka pun ridho kepada-Nya.

Dengan segala kerendahan hati di hadapan para pembaca/ netter yang budiman, kami hadirkan Terjemaan Kitab Hayatush Shahabat edisi Online ini, yang berisi berbagai kisah para shahabat r.hum ( Radhiyallohu ‘anhum ), agar rumah-rumah kita pun dapat dihiasi dengan amalan-amalan ahli jannah. Amin.

Semoga bermanfaat.

Kata Pengantar ini sebagian besar disadur dari Terjemahan Kitab Hayatush Shahabat

Tuesday, November 3, 2009

BAB 6. JIHAD

Bagaimana Nabi saw dan para shahabat berjihad di jalan Allah. Mereka pergi keluar untuk berdakwah ( mengajak manusia ) kepada Allah dan Rasul-Nya saw baik dalam keadaan ringan maupun berat, dalam keadaan suka maupun tidak suka.
Dan bagaimana mereka selalu siap sedia untuk melakukan hal itu baik pada masa sulit maupun masa mudah, musim dingin ataupun musim panas.

SERUAN DAN ANJURAN NABI SAW UNTUK BERJIHAD DAN MENGINFAKKAN HARTA DI JALAN ALLAH


Keberangkatan Nabi saw ke Medan Perang pada Hari Perang Badar dan Musyawarah Para Shahabat R.Hum serta Pendapat Mereka.

Abu Ayyub Al Anshari r.a. menceritakan: Ketika kami sedang berada di Madinah, Rasulullah saw berkata,” Aku mendengar kabar bahwa rombongan dagang Abu Sufyan datang dari Arab Syam membawa barang yang banyak. Apakah kalian bersedia untuk menghadangnya, mungkin Allah swt akan memberikan kepada kita seluruh barang-barang yang mereka bawa sebagai harta rampasan?”
Kami menjawab,” Ya, Kami bersedia.”
Lalu Rasulullah saw berangkat dan kami juga ikut bersama beliau. Setelah kami mengadakan pengejaran selama satu atau dua hari, maka Rasulullah saw berkata,” Kaum Quraisy yang berada di Makkah telah mendengar kabar tentang pengejaran kita kepada rombongan dagang mereka. Apakah kalian juga sanggup untuk menghadang pasukan Quraisy yang datang dari Makkah?”
Kami menjawab,” Tidak, demi Allah ! Kami hanya sanggup untuk menghadapi rombongan dagang saja.”
Kemudian Nabi saw tetap bertanya,” Apakah kalian sanggup untuk menghadapi pasukan Quraisy yang datang dari Makkah?”
Kami tetap memberikan jawaban seperti semula.
Kemudian Miqdad bin ‘Amr berdiri seraya berkata,” Ya Rasulullah ! Kami tidak akan mengatakan kepada engkau seperti yang dikatakan oleh Bani Israil kepada Nabi Musa a.s., ‘ Pergilah kamu bersama Rabb kamu, kami akan tetap duduk di sini.’ Tetapi kami akan mengatakan kepada engkau,’ Pergilah engkau bersama Rabb-mu dan kami pun ikut bersamamu.’
Abu Ayyub berkata,” Kami juga ( kaum Anshar ) berharap ada salah seorang dari kami yang memberikan jawaban seperti Miqdad dan hal ini lebih disenangi dari mendapatkan harta yang banyak.” Atas peristiwa inilah, Allah swt menurunkan ayat:

“ Sebagaimana Rabb kamu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.” ( QS An Anfaal: 5 ).
( Hadits Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dalam Kitab Al Bidayah jilid III hal 263 )


Anas r.a. menceritakan: Rasulullah saw mengadakan musyawarah mengenai keberangkatan ke Badar. Dalam kesempatan itu, Abu Bakar r.a. menyampaikan buah pikirannya dan Umar r.a. pun memberikan usulannya. Setelah itu beliau saw meminta usulan dari para shahabat yang lain. Ada seorang Anshar berkata,” Wahai kaum Anshar ! Rasulullah saw meminta pendapat dari kalian.!”
Sebagian kaum Anshar menjawab,” Ya Rasululah! Kami tidak akan berkata seperti Bani Israel kepada Musa a.s.,’ Wahai Musa! Pergilah kamu bersama Rabb kamu dan berjuanglah ! Sedangkan kami akan tetap duduk di sini.’ Tetapi kami akan berkata,’ Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan membawa kebenaran. Seandainya engkau berjalan hingga ke Barkhil Ghimad ( Yaman ), niscaya kami akan mengikuti engkau.’ “
( Hadits Riwayat Ahmad dalam Kitab Al Bidayah jilid III hal 263 ).

Anas bin Malik r.a. menceritakan: Ketika Rasulullah saw mendengar kabar bahwa rombongan dagang Abu Sufyan kembali dari negeri Syam, maka beliau saw bermusyawarah dengan para shahabat r.hum. Abu Bakar r.a memberikan usulannya, tetapi beliau memalingkan muka darinya. Kemudian Umar r.a. juga memberikan usulannya, namun beliau juga memalingkan muka darinya.
Lalu Sa’ad bin Ubadah berkata,” Mungkin Nabi saw mengharapkan usulan dari kita. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Seandainya beliau memerintahkan kepada kami untuk mengarungi lautan, niscaya kami akan mengarungi lautan. Dan seandainya kami diperintahkan untuk pergi berjalan sampai Barkil Ghimad, pastilah kami akan melakukannya.”
Mendengar hal ini, Nabi saw. merasa gembira, lalu beliau memerintahkan orang-orang supaya menghadang rombongan dagang Quraisy itu.

( Hadits Riwayat Ahmad dalam Kitab Al Bidayah jilid III hal 263 ).

Read More atau Selengkapnya ..

BAB 5 NUSROH

Hadits Jabir r.a. Berkaitan dengan Bab Ini

Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Setiap musim Haji, Rasulullah saw mendatangi orang-orang, dan beliau selalu berkata,” Adakah seseorang yang dapat membawaku kepada kaumnya, karena kaum Quraisy telah melarangku menyampaikan firman Allah?”
Tiba-tiba seseorang dari kabilah Hamdan mendatangi Rasulullah saw, lalu Nabi bertanya kepadanya,” Dari kabilah manakah kamu?”
Dia menjawab,” Dari Kabilah Hamdan.”
Nabi bertanya,” Apakah kamummu memiliki tempat perlindungan.?”
Dia menjawab,” Ya tersedia.”
Kemudian orang itu ketakutan kalau-kalau kaumnya tidak dapat memenuhi janji-janjinya. Maka dia datang lagi menemui Nabi saw dan berkata,” Sekarang aku akan mendatangi dulu kaumku dan memberitahukan kepada mereka, dan nanti tahun depan aku akan mendatangimu lagi untuk memberitahukan hasilnya.”
Nabi saw menjawab,” Baiklah kalau begitu.”
Kemudian mereka datang pada bulan Rajab.

( Hadits Riwayat Ahmad. Berkata Al Haitsami dalam kitabnya jilid VI hal 35: ‘ Hadits ini sanadnya tsiqat )

Pada halaman 318 bab ‘Bai’at Untuk Memberi Pertolongan’, Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Jabir r.a. bahwa selama 10 tahun, Rasulullah saw. berdakwah di Makkah seperti itu. Setiap musim haji, beliau saw mendatangi tenda-tenda mereka di Pasar Ukazh dan Majannah, dan beliau saw selalu mengatakan,” Siapa yang bersedia memberi perlindungan kepadaku dan menolongku supaya aku dapat menyampaikan risalah dari Rabb-ku, dan balasan untuk itu semua adalah Jannah?”

Tetapi Nabi saw tidak menemukan seorangpun yang memberikan perlindungan dan menolong beliau melainkan orang-orang yang menentangnya tambah menyebar, sehingga apabila datang seseorang dari Yaman atau Mudhar yang akan pergi ke Makkah, maka orang-orang dari kaumnya atau kerabatnya mendatanginya dan berpesan,” Berhati-hatilah terhadap seorang pemuda dari Suku Quraisy, jangan sampai dia menyesatkanmu.”

Ketika Nabi saw melewati perkemahan mereka, orang-orang pun saling berisyarat dengan jari tangan mereka kepada beliau saw. Hingga tiba suatu masa ketika Allah swt mengirimkan kepada kami, orang-orang dari Yatsrib ( nama lama Madinnah ), maka mereka pun memberikan perlindungan kepada Nabi saw dan membenarkan beliau. Setelah itu orang-orang Yatsrib secara bergantian datang kepada beliau, beriman kepada beliau dan Nabi saw pun mengajarkan kepada mereka Al Qur’an. Saat mereka kembali ke Yatsrib, mereka pun mengajak keluarganya masuk ke dalam Islam. Hingga tidak tersisa satu rumahpun dari rumah orang-orang Yatsrib/ Anshar itu, kecuali telah ada orang Islam di dalamnya dan siap menunjukkan keIslamannya.

Kemudian mereka, orang-orang Yatsrib yang telah Islam itu, bermusyawarah dan berkata,” Sampai kapan kami membiarkan Nabi saw dalam keadaan seperti itu? Beliau menemui orang-orang dan mengajak mereka kepada Islam, tetapi mereka malah menyakiti beliau di perbukitan Kota Makkah serta menakut-nakuti beliau.”
Atas dasar inilah, maka kaum Anshor yang berjumlah 70 ribu orang datang menjumpai Nabi saw pada musim haji. Mereka telah bersepakat akan berjumpa dengan Nabi saw di Syi’bul Aqabah. Maka satu demi satu, orang-orang Anshar berkumpul di sana dan berkata,” Ya Rasulullah! Kepada apa engkau membai’at kami?”
( Hadits Riwayat Al Hakim dalam kitabnya jilid II hal 625 )

Read More atau Selengkapnya ..

BAB 5 NUSROH

Bagaimana para shahabat r.a. menolong agama yang lurus dan hal itu lebih mereka cintai daripada yang lainnya.
Bagaimana mereka merasa bangga dengan pembelaan mereka terhadap agama, seperti orang lain yang merasa bangga dengan kemuliaan dunia.
Dan bagaimana pula mereka meninggalkan kenikmatan dunia dikarenakan pembelaan mereka terhadap agama?
Semua itu mereka lakukan demi mendapatkan keridhaan dari Allah swt dan menjalankan perintah Rasulullah saw.


AGAMA DIMULAI DENGAN PERTOLONGAN KAUM ANSHAR R.HUM.

Hadits ‘Aisyah r.ha. Berkaitan dengan Bab Ini

‘Aisyah r.ha. berkata: setiap tahun Rasulullah saw mendatangi berbagai kabilah Arab dengan harapan mereka mengajak beliau tinggal bersama kaum mereka sehingga beliau akan lebih mudah menyampaikan firman Allah swt dan risalah-risalah-Nya, dan untuk itu beliau menjanjikan Jannah kepada mereka. Sebelumnya tidak ada satupun dari kabilah-kabilah Arab yang mau menerima ajakan Rasulullah saw. itu, hingga tiba suatu saat ketika Allah berkehendak untuk memenangkan agama-Nya dan menolong Nabi-Nya dan ingin memenuhi janji-Nya, maka Allah swt membawa Nabi saw kepada suku Anshar. Maka mereka pun mau menerima dakwah Nabi saw, lalu Allah menjadikan negeri itu sebagai tempat hijrah bagi Nabi saw.
( Hadits Riwayat Thabrani dalam Kitab Al Ausath. Berkata Al Haitsami dalam kitabnya jilid VI hal 42,” Dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Umar Al Umary. Ia ditsiqatkan oleh Ahmad dan Jamaah Ahli Hadits ).



Hadits Umar r.a. Berkaitan dengan Bab Ini dan Pendapat Umar Tentang Kaum Anshar

Umar r.a. berkata,” Setiap musim haji Rasulullah saw selalu mendatangi seluruh kabilah Arab satu persatu, tetapi tidak ada satu kabilah pun yang mau mengikuti ajakannya. Sehingga tiba suatu masa di mana Allah swt membawa Nabi saw kepada kabilah Anshar karena kemuliaan dan penghormatan ini telah ditetapkan oleh Allah swt bagi mereka. Maka mereka memberikan tempat bernaung kepada Nabi saw dan menolong beliau, sehingga Allah swt memberikan balasan yang terbaik kepada mereka.” ( Hasits Riwayat Al Bazzar dalam Kanzul ‘Ummal jilid VII hal 134 )

Dalam Kitab Jami’ul Fawaid disebutkan pula hadits dari Umar ini, bahwa Umar r.a. berkata,” Dulu aku telah berjanji kepada kaum Anshar dan kami telah memenuhi janji kami. Kami pernah berjanji kepada mereka,” Kami yang akan menjadi pemimpin dan kamu kaum Anshar yang akan menjadi mentrinya.’ Seandainya aku masih hidup pada akhir tahun ini, maka sebagai gubernur, akan aku angkat dari kaum Anshar.” ( Jami’ul Fawaid jilid II hal 30 ).

Read More atau Selengkapnya ..

Wednesday, October 28, 2009

BAB 3 SABAR

Bagaimana Nabi saw dan para shahabatnya tabah dan bersabar dalam menghadapi kesulitan, kelaparan, kehausan demi menegakkan agama Allah dan bagaimana kerelaan mereka dalam mengorbankan jiwa demi meninggikan kalimah Allah.

Dari Jubair bin Nufair dari ayahnya, dia menceritakan: Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Miqdad bin Aswad. Tiba-tiba ada seseorang datang dan berkata,” Sungguh beruntung dua mata yang pernah melihat wajah Rasulullah saw. Demi Allah ! Kami ingin sekali melihat wajah beliau sebagaimana engkau telah melihatnya, dan menyaksikan apa yang telah engkau saksikan.”
Miqdad berkata: Mendengar ucapan orang itu aku menjadi marah. Kata Nufair,” Aku heran dengan sikap Miqdad, kenapa dia marah dengan kata-kata orang itu, padahal yang dikatakan orang itu memang benar.”

Kemudian Miqdad mendekati orang itu dan berkata,” Apakah yang menyebabkan seseorang berangan-angan untuk menyaksikan suatu masa yang telah berlalu yang telah dilenyapkan oleh Allah swt, padahal dia tidak mengetahui bagaimana keadaan pada waktu itu? Demi Allah, banyak orang yang melihat Rasulullah saw ketika masih hidup tetapi Allah melemparkan mereka ke dalam neraka Jahannam karena mereka tidak mau menerima ajakan beliau dan tidak membenarkannya. Tidakkah kamu sekarang memuji ( bersyukur ) kepada Allah, karena Allah swt telah mengeluarkan kamu dari kemusyrikan sehingga kamu hanya beriman kepada Allah dan membenarkan ajaran yang dibawa oleh Nabimu saw, serta menyelamatkanmu dari bencana seperti yang ditimpakan kepada mereka? Demi Allah, sesungguhnya Nabi saw diutus di suatu ( tempat dan zaman ) yang keadaannya jauh lebih rusak daripada yang pernah dialami oleh para Nabi sebelumnya. Yaitu pada masa fatrah ( terhentinya wahyu ), yakni jaman jahiliyyah yang pada masa itu tidak ada agama yang dipandang lebih mulia oleh mereka daripada menyembah berhala. Kemudian datanglah Nabi saw membawa Al Furqan untuk memisahkan antara yang haq dan batil, memisahkan antara ayah dengan anaknya. Sehingga seseorang mengira bahwa ayahnya, anaknya, atau saudaranya telah murtad ( dari agama nenek moyang ), padahal yang sebenarnya adalah Allah swt telah membukakan pematri hatinya dengan cahaya iman. Dengan cahaya iman itulah dia mengetahui bahwa sesungguhnya binasalah orang yang masuk neraka. Maka matanya tidak pernah merasa sejuk karena dia mengetahui bahwa sanak familinya berada di dalam neraka. Sesungguhnya inilah yang difirmankan oleh Allah swt dalam Al Qur’an:

“ Ya Tuhan kami, jadikanlah istri-istri kami dan anak cucu kami sebagai penyejuk mata kami.” ( QS Al Furqan: 74 )

( Hadits Riwayat Abu Nu’aim dalam Kitab Al Hilyah jilid 1 hal 175. Thabrani meriwayatkan yang matannya semakna dengan di atas dengan sanad yang banyak. Salah seorang sanadnya bernama Yahya bin Shalih yang menurut Adz Dzahabi, Yahya adalah orang yang tsiqat. Tetapi para ulama hadits memperbincangkan mengenainya. Sedangkan sanad-sanad lainnya adalah shahih seperti yang dikatakan oleh Al Haitsami dalam Kitab Al Majma’ jilid VI hal 17 ).

Perkataan Hudzaifah Berkaitan Dengan Bab Ini

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ka’ab Al Qurazhi, dia menceritakan: Seorang lelaki dari Kuffah berkata kepada Hudzaifah bin Yaman,” Wahai Abu Abdullah! Engkau adalah seorang yang pernah melihat Rasulullah saw dan bersahabat dengan beliau.”
Hudzaifah menjawab,” Ya benar, wahai anak saudaraku.”
Orang itu bertanya,” Apakah yang pernah engkau lakukan bersama dengan beliau?”
Hudzaifah menjawab,” Demi Allah, kami selalu berjuang bersama beliau.”
Orang itu berkata,’ Demi Allah, seandainya kami hidup di masa itu, pasti kami tidak akan membiarkan beliau saw berjalan di atas muka bumi, melainkan kami akan membiarkan beliau saw berjalan di atas pundak-pundak kami.”
Hudzaifah r.a. menjawab,” Demi Allah, wahai anak-anak saudaraku! Kami pernah berjuang bersama Rasulullah saw pada waktu perang Khandaq !” Lalu Hudzaifah menceritakan tentang kesusahan, kehausan, kelaparan dan kedinginan yang dialami oleh beliau dan para shahabat.

Dalam riwayat Muslim disebutkan: Maka Hudzaifah berkata kepada orang itu,” Apakah engkau sanggup melakukan hal itu? Sungguh pada malam terjadinya Perang Ahzab, kami bersama Rasulullah saw bermalam dengan hembusan angin yang amat kencang dan sangat dingin!” Lalu Hudzaifah menceritakan kisah selanjutnya.

Dalam riwayat Hakim disebutkan: Hudzaifah berkata pada orang itu,” Janganlah engkau mengharapkan demikian !”. Lalu diceritakan oleh Hudzaifah kisah selanjutnya sebagaimana yang akan disebutkan pada Bab ‘ Ketabahan dalam Menghadapi Rasa Takut.”

Read More atau Selengkapnya ..

BAB 2 BAI’AT

Sumpah Setia Kepada Islam

Dari Jarir r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw membai’at kami sama seperti beliau saw membai’at kaum wanita. Isi bai’at itu adalah:
“ Barangsiapa yang mati sedangkan dia tidak pernah melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum, maka dia dijamin masuk Jannah. Barangsiapa yang mati dan dia pernah melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum, tetapi dia pernah dihukum secara hukum Islam atas perbuatannya itu maka dia akan terbebas dari hukuman itu. Dan barangsiapa yang mati sedangkan dia pernah melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum, tetapi dia tidak sampai diketahui dan tidak sampai dihukum secara hukum Islam, maka perhitungannya terserah kepada Allah.”

( Hadits Riwayat Thabrani. Al Haitsami mengatakan dalam kitab Mafma’uz Zawaa’id jilid VI hal 36 bahwa di dalam sanadnya terdapat Saif bin Harun, menurut Abu Nu’aim dia adalah tsiqat, tetapi jama’ah ahli hadits mendhaifkannya. Sedangkan para perawi lainnya adalah shahih. Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadits ini seperti terdapat dalam Kitab Kanzul ‘Ummal jilid I hal 82. )



Bai’at Orang Tua, Anak-anak, Kaum Laki-laki dan Kaum Wanita serta Persaksian Mereka pada Hari Futuh Makkah

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah bin Utsman bin ( Khaitsam ), bahwasanya Muhammad bin Aswad bin Khalaf telah menceritakan kepadanya bahwa ayahnya yaitu Aswad r.a pernah melihat Rasulullah saw membai’at orang-orang pada hari penaklukan Kota Makkah. Beliau saw duduk di atas bukit Shafa sambil menghadap kepada orang banyak yang sedang berbai’at. Mereka berbai’at atas Islam dan syahadat.

Aku ( perawi ) berkata: Aku bertanya kepada guruku, Abdullah bin Utsman,” Apa maksudnya berbai’at kepada syahadat?” Dia menjawab,” Muhammad bin Aswad bin Khalaf telah menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah saw membai’at mereka atas keimanan kepada Allah dan kepada kalimat syahadat,’ Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.’ Pada waktu itu semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, orang tua, maupun anak-anak, semuanya ikut berbai’at kepada Islam dan kalimat syahadat.”
( Kitab Al Bidayah jilid IV hal 313 )


Bai’at Mujasyi’ dan Saudaranya Atas Islam dan Jihad

Dari Mujasyi’ bin Mas’ud, dia berkata: Aku bersama saudaraku pergi menemui Rasulullah saw, lalu aku meminta bai’at kepada beliau saw untuk berhijrah. Beliau menjawab,” Masa hijrah sekarang sudah habis.”
Aku bertanya,” Ya Rasulullah ! Kalau begitu kepada apakah sekarang engkau membai’at kami?”
Rasulullah saw menjawab,” Aku membai’at kalian kepada Islam dan berjihad.”

( HR Bukhari dan Muslim. Demikian disebutkan oleh Aini dalam kitabnya jilid VII hal 16. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dengan tambahan: Aku pernah bertemu dengan saudara laki-laki Mujasyi’, lalu aku bertanya padanya tentang hal itu. Maka jawabnya,’ Benar Mujasyi’. Demikian disebutkan dalam Kanzul ‘Ummal jilid I hal 26 dan 82 ).


Bai’at Jarir bin ‘Abdullah Atas Islam

Dari Ziyad bin ‘Ilqah berkata: Pada hari wafatnya Mughirah bin Syu’bah r.a., aku mendengar Jarir bin Abdullah berpidato kepada orang-orang, katanya,” Aku wasiatkan kepada kamu semua agar bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, hendaknya kalian bersikap serius dan tenang. Sesungguhnya aku pernah berbai’at kepada Rasulullah saw atas Islam dengan tanganku ini, dan beliau mengemukakan butir-butir bai’at yang harus aku penuhi di antaranya: Hendaknya aku memberi nasehat kepada setiap muslim. Maka demi Allah Tuhan Pemelihara Ka’bah ! Sesungguhnya aku memberi nasehat kepada kamu sekalian.” Kemudian dia mengucapkan istighfar lalu turun dari atas mimbar.

( Hadits Riwayat Abu Awanah dalam Musnadnya jilid I hal 38. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya jilid I hal 14 dengan matan yang lebih sempurna daripada ini. ). Dan dalam riwayat Baihaqi disebutkan bahwa Ziyad bin Harits As Sudai’ berkata,” Aku datang menjumpai Rasulullah saw dan berbai’at kepada beliau atas Islam.”

Read More atau Selengkapnya ..

Monday, October 26, 2009

BAB 1 DAKWAH MENYERU MANUSIA KEPADA ALLAH DAN RASUL

Bagaimana kecintaan Rasulullah saw dan para shahabatnya terhadap da’wah ( mengajak ) orang kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Mereka mencintai da’wah ini lebih dari segala-galanya. Mereka sangat menginginkan agar semua orang mendapatkan hidayah dan masuk ke dalam Islam, sehingga mereka dapat berenang di dalam rahmat Allah swt. Juga, bagaimana usaha mereka ( Nabi saw dan para shahabat ) dalam berdakwah untuk mendekatkan makhluq kepada Khaliqnya.

KECINTAAN DAN KEGAIRAHAN NABI SAW TERHADAP DA’WAH

Kecintaan Nabi saw agar Seluruh Manusia Beriman

Dari Ibnu Abbas r.huma, bahwasanya dia menerangkan tentang firman Allah swt:

“ Sebagian dari mereka ada yang celaka dan sebagian lainnya ada yang selamat.” ( QS Hud [ 11 ] : 105 )

Ibnu Abbas r.huma berkata,” Sesungguhnya Rasulullah saw sangat ingin supaya semua orang beriman kepada Allah swt dan berbaiat atas hidayah ( petunjuk Rasulullah saw ). Melihat keinginan Rasulullah saw ini, maka Allah swt memberitahukan kepada beliau bahwa orang-orang yang akan mendapatkan kebahagiaan (beriman ) hanyalah orang-orang yang telah tertulis di dalam Lauhil Mahfudz, begitu pula orang-orang yang akan tersesat hanyalah orang-orang yang tertulis di Lauhil Mahfudz. Kemudian Allah swt berfirman kepada Rasulullah saw:

“ Boleh jadi kamu ( Muhammad ) akan membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman. Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.” ( QS Asy Syu’ara: 3-4 ).

Ibnu Abbas r.a berkata,” Ketika Abu Thalib sedang sakit, serombongan pemuka Quraisy datang ke rumahnya. Di antara mereka adalah Abu Jahal. Mereka berkata kepada Abu Thalib,” Sesungguhnya keponakanmu itu telah mencaci maki tuhan-tuhan kami, dia mengatakan serta melakukan begini dan begitu, karena itu suruhlah orang untuk memanggilnya, supaya kami bisa mencegahnya !”
Setelah Rasulullah saw dipanggil, beliau pun datang menemui pamannya. Ketika itu di sebelah Abu Thalib terdapat tempat yang kosong, tapi Abu Jahal segera menempati tempat itu dengan tujuan agar Nabi saw tidak duduk di dekat pamannya itu ( Abu Thalib ), karena apabila Nabi saw berada di dekat pamannya, Abu Thalib, pasti Abu Thalib akan merasa kasihan kepadanya. Abu Thalib berkata,” Wahai keponakanku, orang-orang dari kaummu telah mengadu kepadaku mengenai dirimu. Mereka mengatakan bahwa engkau telah mencaci maki tuhan-tuhan mereka dan telah mengatakan begini dan begitu.”
Ibnu Abbas r.a. lalu melanjutkan kisahnya: Mendengar hal ini semua orang yang hadir di situ mulai ribut berbicara. Rasulullah saw pun mulai berbicara,” Wahai pamanku, sesungguhnya aku menginginkan mereka supaya mengucapkan satu kalimat saja, yang apabila mereka mengucapkannya, niscaya seluruh Bangsa Arab akan tunduk kepadanya dan seluruh orang asing ( non Arab ) pun akan membayar jizyah ( upeti ) kepada mereka.”
Mendengar ucapan Nabi saw ini, semua orang yang hadir pun kaget. Lalu mereka berkata,” Baiklah, sumpah demi bapakmu, sepuluh kalimat kalau bisa.” Mereka pun lalu bertanya,” Apakah satu kalimat itu?” Abu Thalib pun ikut menimpali,” Apakah satu kalimat yang kamu inginkan itu wahai keponakanku?”
Rasulullah saw menjawab,” Laa ilaaha illallahu.”
Mendengar jawaban Nabi saw ini, mereka semua langsung bangkit berdiri sambil menepiskan ujung pakaian mereka dan berkata,” Apakah dia ( Muhammad saw ) akan menjadikan satu tuhan saja? Sungguh ini adalah suatu hal yang mengherankan.”

( Kata Ibnu Abbas r.huma ). Karena peristiwa ini, maka turunlah firman Allah swt salam Surah Shaad ayat 5-8:


“ Mengapa ia ( Muhammad saw ) menjadikan ilah-ilah ( tuhan-tuhan ) itu Ilah ( Tuhan ) Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan”. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka ( pemuka-pemuka Quraisy ) seraya berkata ( kepada kaumnya ),’ Pergilah kamu dan tetaplah ( menyembah ) ilah-ilahmu ( tuhan-tuhanmu ), sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami ( orang-orang Arab Quraisy ) tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ( Nasrani ) . Ini ( maksudnya meng-Esa-kan Allah ), tidak lain hanyalah ( dusta ) yang diada-adakan ( oleh Muhammad ). Mengapa Al Qur’an itu diturunkan kepadanya ( Muhammad saw ) di antara kita?’ Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Qur’an-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku.”

( Hadits Riwayat Thabrani, Imam Ahmad, Nasa’i, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkannya seperti ini pula dalam kitab mereka masing-masing. Dalam Tafsir Ibnu Katsir jilid IV halaman 28 diceritakan bahwa Imam Tirmidzi berkata,’ Derajat hadits ini adalah hasan. Kisah demikian ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Bayhaqi dalam kitabnya jilid IX hal 188 dan oleh Al Hakim dalam kitabnya jilid II hal 432 dengan sanad shahih. Adz Dzahabi juga berpendapat bahwa hadits ini shahih. )

Read More atau Selengkapnya ..

Wednesday, October 14, 2009

HADITS – HADITS YANG MEMERINTAHKAN AGAR MENAATI RASULULLAH SAW, MENGIKUTI BELIAU DAN KHALIFAH-KHALIFAH BELIAU

1. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda,” Barangsiapa yang menaatiku, maka sungguh dia sudah menaati Allah. Dan barangsiapa yang bermaksiat ( durhaka ) kepadaku, maka sungguh dia telah bermaksiat ( durhaka ) kepada Allah. Dan barangsiapa yang taat kepada amirku, maka sungguh dia telah menaatiku, dan barangsiapa yang bermaksiat ( durhaka ) kepada amirku, maka sungguh dia telah bermaksiat ( durhaka ) kepadaku.” ( HR Bukhari, Muslim ).

2. Imam Bukhari telah meriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a. secara marfu’ bahwa Rasulullah saw. bersabda,” Semua ummatku akan masuk surga kecuali yang menolak.” Beliau ditanya,” Siapakah yang menolak itu ?” Nabi saw bersabda,” Barangsiapa yang mentaatiku, maka dia akan masuk Jannah/ Surga, dan barangsiapa yang bermaksiat ( durhaka ) kepadaku, maka sesungguhnya dialah yang menolak ( untuk masuk Jannah ).” ( Demikian disebutkan dalam Al Jaami’ 2/23 )


3. Dari Jabir r.a. berkata,” Beberapa malaikat telah datang kepada Rasulullah saw ketika beliau sedang tidur. Lalu para malaikat berkata satu sama lain,” Sesungguhnya ada perumpamaan bagi sahabatmu ini ( Muhammad saw ). Coba kalian buatkan perumpamaan untuknya!” Sebagian malaikat berkata,’ Dia sedang tidur.’ Sebagian malaikat lainnya menyahut,’Matanya memang tidur, tetapi hatinya tetap terbangun.”
Berkata malaikat-malaikat lainnya,’ Perumpamaannya adalah seperti seseorang yang membangun sebuah rumah, lalu dia menyediakan jamuan makan di dalamnya, dan mengutus seorang penyeru ( untuk mengundang orang-orang ). Barangsiapa yang memenuhi undangan si penyeru tadi, maka ia akan masuk ke rumah itu dan menikmati jamuan. Tetapi barangsiapa yang tidak memenuhi seruannya itu, maka ia tidak akan masuk ke dalam rumah itu dan tidak akan mendapatkan makanan dari jamuan tersebut.”
Para malaikat lainnya berkata,’ Terangkanlah maksud perumpamaan itu, supaya dia ( Muhammad saw ) mengerti !’ Sebagian malaikat menyahut,’ Dia sedang tidur.’ Sebagian lainnya berkata,’ Matanya memang tidur, tetapi hatinya tetap terbangun.’ Lalu para malaikat itu berkata,’ Yang dimaksud dengan rumah itu adalah Jannah/ Surga, sedangkan penyerunya adalah Muhammad saw. Maka barangsiapa yang mentaatinya, berarti ia mentaati Allah swt. Dan barangsiapa yang tidak mentaatinya, berarti ia tidak mentaati Allah. Jadi Muhammad saw adalah pemisah di antara manusia.” ( HR Bukhari )
Maksudnya dengan diutusnya Nabi Muhammad saw, manusia terbagi menjadi 2 golongan, yaitu; 1> Golongan orang-orang yang taat kepada beliau saw. Mereka itulah pasukan Allah swt dan mereka akan masuk Jannah/ Surga. 2> Golongan orang-orang yang tidak taat kepada beliau, menolak kenabian Beliau, mereka itulah pasukan syaithan, dan mereka tidak akan masuk Jannah.
Hadits yang semakna dengan hadits ini telah diriwayatkan pula oleh Ad Daramy dari Rabi’ah Al Jurasy r.a. sebagaimana terdapat dalam Kitab Misykat/ 21.

4. Dari Abu Musa r.a., Rasulullah saw bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan aku dan perumpamaan agama yang telah dihantar Allah kepadaku adalah seperti seorang laki-laki yang mendatangi suatu kaum, lalu dia berkata,’ Wahai kaumku, aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku, dan sesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan kepada kalian, karena itu pergilah dari sini dan selamatkanlah diri kalian, selamatkanlah diri kalian ! Sebagian orang dari kaum itu pun mentaati seruannya, mereka segera berlindung diri dari serangan pasukan musuh itu dan berjalan sehingga mereka selamat. Tetapi ada sebagian orang yang mendustakan seruan itu, mereka tetap berada di tempatnya. Akhirnya mereka semua diserang oleh pasukan musuh itu sehingga semuanya binasa. Demikianlah perumpamaan orang yang taat kepadaku dan yang mengikuti apa-apa yang aku sampaikan. Juga perumpamaan orang-orang yang ingkar kepadaku serta mendustakan apa-apa yang aku bawa, yaitu agama yang benar ( Islam ).” ( HR Bukhari dan Muslim )

5. Dari ‘Abdullah bin Amr r.huma berkata, Rasulullah saw bersabda,” Sungguh akan terjadi atas ummatku, seperti apa yang telah terjadi terhadap Bani Israel, keduanya akan sama persis bagaikan sandal dengan sandal. Sehingga jika dahulu di kalangan Bani Israel ada orang yang berzina dengan ibunya sendiri secara terang-terangan, niscaya akan ada di kalangan ummatku yang juga berbuat demikian. Dan sesungguhnya Bani Israel telah terpecah menjadi 72 golongan, sedangkan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk ke dalam neraka kecuali 1 golongan.” Para shahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, siapakah golongan yang satu itu?” Rasulullah saw bersabda,” Yaitu golongan yang di dalamnya terdapat aku dan shahabat-shahabatku.” ( HR Tirmidzi ).

Read More atau Selengkapnya ..

Tuesday, October 13, 2009

BAB PENDAHULUAN AYAT-AYAT AL QUR’AN YANG MEMERINTAHKAN AGAR TAAT KEPADA ALLAH SWT DAN RASULULLAH SAW. ( 2 )


“ Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar.” ( QS Al Ahzab 70-71 )


“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” ( QS Al Anfaal 24 )


" Katakanlah! ‘ Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” ( QS Ali ‘Imran 32 )


“ Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling ( dari ketaatan itu ), maka Kami tidak mengutusmu ( Muhammad ) untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” ( QS An Nisaa 80 )


“ Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah dan Allah cukup mengetahui ( QS An Nisaa 69-70 )


“ …Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka sedangkan ia kekal di dalamnya. Dan baginya siksa yang menghinakan.” ( QS An Nisa 13-14 )


“ Mereka menanyakan kepadamu tentang ( pembagian ) harta rampasan perang. Katakanlah ! ‘ Harta rampasan itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan silaturahmi di antara kamu. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya, dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian rezeqi yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezeqi ( nikmat ) yang mulia.” ( QS Al Anfaal 1-4 )


“ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka ( adalah ) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh ( mengerjakan ) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi nikmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS At Taubah : 71 )


“ Katakanlah ! ‘Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS Ali ‘Imran : 31 )
“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.” ( QS Al Ahzab: 21 )
“ Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” ( QS Al Hasyr : 7 )

Read More atau Selengkapnya ..

BAB PENDAHULUAN AYAT-AYAT AL QUR’AN YANG MEMERINTAHKAN AGAR TAAT KEPADA ALLAH SWT DAN RASULULLAH SAW


"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemuah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah mohon pertolongan. Tunjukkilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat” ( QS Al Fatihah 1-7 )


“ Katakanlah ! Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, ( yaitu ) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Katakanlah ! Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah yang telah diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri ( kepada Allah ).” ( QS Al An’aam 161-163 )



“ Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.” ( QS Ali Imran : 51 )


“ Katakanlah ! ‘Hai Manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Dia, Yang Menghidupkan dan Mematikan. Maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya ( Kitab-kitab-Nya ) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapatkan petunjuk.” ( QS Al A’raaf 158 )


“ Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya, jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka akan mendapati Allah Maha Penerima taubat lai Maha Penyayang.” ( QS An Nisaa 64 )


“ Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling dari-Nya sedangkan kamu mendengar perintah-perintah-Nya.” ( QS Al Anfaal : 20 )
“ Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kamu diberi rahmat.” ( QS Ali ‘Imran 132 )


“ Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesunggnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” ( QS Al Anfaal : 46 )



“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” ( QS An Nisaa : 59 )


“ Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin apabila mereka diseru kepada Allah SWT dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum ( mengadili ) di antara mereka, ialah ucapan,’ kami mendengar dan kami patuh’. Dan mereka itulah orango-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-nya, dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” ( QS An Nuur 51-52 )


“ Katakanlah! ‘ Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Dan jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya ( Rasul ), niscya kamu akan mendapatkan petunjuk. Dan tiadalah kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan ( amanat Allah ) dengan terang. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar ( keadaan ) mereka, sesudah mereka dalam keadaan ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apaun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itlah orang-orang yang fasik. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” ( QS An Nuur: 54-56 )

Read More atau Selengkapnya ..

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini berisi tentang kisah-kisah para shahabat Nabi Radhiallohu ajma'in. Mereka adalah generasi ummat manusia yang terbaik yang pernah Alloh SWT ciptakan. Semoga untaian kisah mereka menjadi inspirasi yang mencerahkan buat kita semua. Amin.

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP